Kamis, 18 Juli 2019

Rugi 24 Juta

Rugi 24 Juta
.
Anda.. Telah keluarkan uang sebanyak 24 juta. Sebulan atau beberapa bulan berjalan, ternyata hanya dikembalikan 18 juta. Itu masih lebih baik. Bagaimana jika hanya kembali 10 juta, atau hanya 1 juta? Waw!
.
Itu hanya analogi  ###
.
------
.
Jadi begini.
.
Pernah ada ustadz yang bertanya dalam majelis ilmunya, siapa yang mau masuk surga?
.
Tidak ada jama'ah yg tidak menunjukkan tangan. Semua ingin ke surga. Itu kenyataannya!
.
Selanjutnya saya ingin tanya..
.
Apa syarat masuk surga?
.
--> Harus banyak pahala!
.
Sebaliknya, kalau pahala tidak cukup?
.
--> Masuk neraka.
.
Pertanyaannya..
.
Apakah selama ini amalan kita sudah memenuhi timbanga ke surga?
.
Atau malah sebaliknya, amal kita malah menjerumuskan ke neraka, alias banyak maksiat, atau mungkin banyak lalai-nya bagi kita, para aktivis da'wah.
.
Ibarat analogi di awal muka tadi.
.
Kita semua habiskan waktu 24 jam. Semua orang. Betul?
.
Apakah dari 24 jam itu, mampu kita habiskan untuk beramal shalih tanpa maksiat sedikitpun? Tanpa lalai sedikitpun?
.
Apakah dari 24 jam itu, adakah 12 jam-nyaaa saja kita selalu dalam keta'atan?
.
Atau.. Adakah 5 jam-nyaaa saja, kita mampu menjauhkan diri dari perbuatan maksiat atau lalai?!
.
Astaghfirullah..
.
Maksudnya..
.
Jika ingin ke surga, maka 24 jam itu harus benar-benar kita jamin untuk beramal shalih -sajaaa-. Atau, setidaknya tidak kita gunakan untuk bermaksiat atau berlalai-lai ria.
.
Gimana?
.
Saya cukup terkejut mendengar penjelasan ini dari Ustadz Adi Hidayat, Lc dalam siaran resminya di Akhyar Tv.
.
Mengisi 24 jam dalam keta'ataan adalah hal yg sulit, tapi bisa. Minimal, kita tidak rugi 24 jam.
.
Silahkan lanjut bagi yg menginginkan tips tidak rugi 24 jam.
.
Lanjut.
.
Sekarang kita ambil ayat ke 2 dan ke 3 Surat Al-Ashr.
.
إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ. إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ.
.
"Sungguh, benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang yg beriman dan beramal shalih, serta saling menasehati dalam hal kebenaran dan dalam hal kesabaran."
.
Dari ayat diatas, jelaslah bahwa ciri-ciri orang yg tidak akan rugi ada (minimal) 2 syarat, yaitu :
1. Memiliki Iman
2. Beramal Shalih
.
Ada yang mengagumkan disini. Fokus pada syarat yg ke-2 yaitu beramal shalih.
.
Kita, kalau hanya melakukan aktivitas makan, minum, tidur, olahraga, belajar, itu namanya beramal.
.
Tapi..
.
Kalau kita makannya, minumnya,  tidurnya, olahraganya, dan belajarnya pun dimulai dengan membaca "bismillah" atau kalau mau lebih merasuk ke hati bisa baca "bismillaahirrahmaanirrahiim", maka berubah nama menjadi "amal shalih" yang berarti "berbuat kebaikan". Sekali lagi, beramal shalih! Ada kata "shalih"nya ya!
.
Nah, sekarang lanjut kebawah.
.
Lalu kita beranjak ke Surat Al-An'am ayat ke 160.

مَن جَآءَ بِٱلۡحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشۡرُ أَمۡثَالِهَاۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجۡزَىٰٓ إِلَّا مِثۡلَهَا وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ

"Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan 10 kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizhalimi)."
.
Lihat! Allah Ta'ala menjamin bahwa 1 amal shalih akan dibalas 10x lipat.
.
Sekarang mari kita hubungkan.
.
Kalau makan tanpa bismillah, hanya lapar yg hilang.
Kalau makan dgn bismillah, lapar hilang dan ditulis pahala 10 kebaikan. Waw!
.
Tidur lupa baca bismillah, tidurnya dapat, insya Allah lelah kita menjadi hilang.
Tidur dibentengi dengan baca bismillah, maka seketika itu ditulis 10 kebaikan.
.
Malahan, terdapat hadits bahwa barangsiapa yg tertidur sambil membaca dzikir kepada Allah Ta'alaa, maka akan dituliskan pahala berdzikir baginya sepanjang ia tidur.
.
Masya Allah.
.
Ini Rabb kita.
Ini Tuhan kita, yang hanya ada satu.
Ini Allahurrahman, Allahurrahiim.
Ini Allah yg Maha Pengasih, Allah Maha Penyayang.
.
Ingatlah bahwa aktivitas kita bisa bernilai pahala. Ingatlah bahwa kita harus mengubah amal biasa menjadi amal shalih. Ingatlah bahwa kita harus menabung pahala yg banyak agar bisa memasuki surga, kehidupan bahagia yg kekal abadi.
.
.
Ayo sahabat semua, ayo senantiasa basahi lisan dan hati kita dengan berdzikir, walaupun tangan kita sedang mengetik di keyboard laptop, walaupun mata kita sedang sibuk menganalisis laporan keuangan perusahaan, walau lisan kita pun sedang membicarakan point-point pembahasan dalam rapat organisaai kita.
.
Rasakan selalu bahwa Allah Ta'ala mwngawasi kita, berharap kita selalu mengingat-Nya dan mencintai-Nya dalam hati yang paling dalam.
.
Just share from tausiyah Ust. Adi Hidayat, Lc tentang Meluruskan Orientasi dalam Iman, Ilmu dan Amal.
.
#akhwatmujahidah
#aktiviseverytime
#merasadiawasiAllah
#pendidikpemudaqurani
#pendidikgenerasiqurani
#pegiatlingkungan
#pembinamasyarakat
#ibuperadaban
#noteformyself
#nasihatuntukdirisendiri
#cahayadiatascahaya
#ustadzadihidayat
#akhyartv

Selasa, 09 Januari 2018

Selalu Hadir Kendala Ketika Semangat Membara

Hari ini, Selasa 9 Januari 2017 adalah hari yang kita awali dengan sangat baik. Bangun tidur kurang dari jam 2 pagi, dilanjutkan dengan jam tahfizh. Saya dan santri terrajin dalam pandangan saya. Dia santri yang penuh potensi sebenernya. Jam 04.00 sudah setoran, awal yang baik.

Kemudian, ummi memberi taujih (pengarahan) pada jam 04.10 setelah berdiskusi denganku dan kak ira di asrama. Tumben2 taujihnya dadakan, biasanya kami diskusi ba'da shubuh. Apa tidak baiknya ba'da shubuh saja, pikirku.

"Hari ini akan ada 2 orang yang akan masuk ke pondok. Dia yang pernah hadir di acara khataman ziyadah Tsabita 30 juz. Dia sudah punya hafalan beberapa juz. Kalian harus siap kalau nanti digilas, dikejar hafalannya. Hayolah tinggkatkan kesungguhan kalian." Nasihat ummi yang seperti mengancam kami semua.

Setelah bicara 40 menit dan beberapa candaan ummi yang membuat kami tertawa, suasana mujahadah (sungguh-sungguh) sudah mulai  terlihat. Nampaknya nasihat ummi dapat merasuk ke mereka.

Dan benar, tidak ada perjuangan tanpa hambatan. Dibalik kesungguhan kami semua, ada ujian.

Pertama, drama panci berjalan. Panci yang berisi sup bakso sisa kemarin ada yang meindahkan ke wastafel. Bukan soal baksonya, tapi soal kejujuran yang ingin ka ira tanyakan. Kita semua berdiri di samping meja makan dan beberapa berdiri di dekat kompor dan wastafel. Lama sekali pertanyaan dar ka ira dan penjelasan terbelit2 dari santri kami. Hello. Ini masalah kecil sebenarnya. Tapi kenapa baru sekarang ditanyakan kalau hanya untuk sekedar menguji kejujuran. Ini bener2 perangkap syaithan ketika semangat ini sedang membara. Sekali lagi, hello..

Kedua, lanjut besok ya.

Minggu, 05 November 2017

Meneladani Kesederhanaan Utsman bin Mazh'un

Di masjid Madinah hari itu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada para shahabat yang berada di hadapannya.


"Bagaimana pendapat kalian, jika kalian dapat berganti-ganti pakaian di pagi dan sore hari. Makanan yang dihidangkan kepada kalian juga berganti-ganti. Kalian juga bisa menghias rumah kalian seperti kalian menghias Ka'bah?"


Para shahabat menjawab, "Kami ingin hal itu dapat terjadi, Wahai Rasulullah. Kami ingin hidup makmur." 


Mari kita perhatikan apa tanggapan sang Rasul Agung ini. "Sesungguhnya, hal itu pasti terjadi. Tetapi, keimanan kalian di hari ini lebih baik daripada keimanan kalian di hari itu."


Para pembaca yang dimuliakan Allah Subhaanahu wata'aalaa,


Apa yang sebenarnya dilihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sehingga kemudian kata-kata indah itu terucap dari lisannya? Pakaian, makanan, keimanan, apakah hubungan diantaranya? Mari kita cermati suatu kejadian ini. Kejadian yang diperankan oleh seorang shahabat yang mencintai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan baginda-pun mencintainya.


***


Cahaya Islam ketika pertama kali turun secara sembunyi-sembunyi, disambut tanpa keraguan sedikitpun oleh shahabat Utsman bin Mazh'un radhiyallahu 'anhu. Beliau adalah salah satu shabahat yang pernah hijrah ke Habasyah karena didera berbagai siksaan oleh pemuka kafir Quraisy yang menyebabkan ia dan shahabat-shahabat seperjuangannya tidak bisa bergerak bebas di siang hari dan tidak bisa tidur nyenyak di malam hari.


Melihat penderitaan yang bertubi, berangsur-ansur Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan shahabat hijrah ke Madinah Al-Munawarrah. Disana mereka dapat beribadah dengan tenang. 


Hingga pada suatu hari, Ustman bin Mazh'un memasuki sebuah masjid. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan para shahabat ketika itu sedang duduk didalamnya. Melihat betapa kondisi Utsman bin Mazh'un radhiyallahu 'anhu, hati Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tersentuh. Beberapa shahabat bahkan meneteskan air matanya. Apa sebenarnya yang mereka lihat dari Ustman bin Mazh'un sehingga sampai meneteskan air mata? 


Lihatlah, Ibnu Mazh'un itu ia mengenakan pakaian lusuh dan penuh sobekan yang ditambal dengan jahitan dari kulit unta. 

Ia berjalan dengan wajah kezuhudan dan langkah tenang memasuki masjid. Pakaian yang penuh sobekan itu sama sekali tidak membuatnya malu terhadap shahabat lain. Ia juga tidak mengharap pujian dan perhatian dari manusia seorangpun. Shahabat Utsman mengenakan pakaian ketaqwaan yang tidak kasat mata oleh manusia, namun mendapat perhatian sepenuhnya dari Allah Subhaanahu wata'alaa. Ia hanya mengharap wajah Allah Subhaanahu wata'alaa dan ridha-Nya. 


Kesederhanaan dapat menumbuhkan perasaan iman pada pelakunya. Harta benda yang tidak ditampakkan itu ampuh untuk meniadakan kesombongan. Kesombongan hanya membuat hidup pelakunya menjadi tidak tenang. Inilah suatu hal yang menciptakan kedamaian di kehidupan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan para shahabatnya. 


Mereka tidak memandang dunia sebagai kehidupan dan bahkan cenderung meninggalkan kenikmatan agar Allah Subhaanahu wata'alaa memberikan semua kenikmatan-Nya di dunia, juga di surga kelak. 


"Semoga Allah memberimu rahmat, Wahai Abu Saib. Kamu tinggalkan dunia sebelum kamu menikmatinya dan sebelum dunia memperdayamu." Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam melepas kepergiannya menuju kehidupan kekal nan abadi. Ia mencium kening Ibnu Mazh'un hingga keningnya basah oleh air mata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang suci dan harum.


Ustman bin Mazh'un, engkau adalah sosok teladan kesederhanaan. Engkau membuat kami malu karena kami selalu menyingkirkan kesederhanaan demi kehormatan di mata sahabat kami. Jika saja Rasul Mulia itu melihat kami, apakah kesan yang kira-kira akan beliau katakan?

Sabtu, 24 November 2012

Muharram, Full Barakah...

Bismillah...
Subhaanallah.. Hari ini tanggal 24 November 2012 bertepatan dengan 10 Muharram 1434 H. Sudah hampir setahun meninggalkan dunia blogspot. Cie ciee bahasanya.. Alhamdulillah akhirnya masih diberikan nikmat oleh Allah karena masih bisa menggunakan internet dalam ruangan yang cukup nyaman. Alhamdulillah, sangat bersyukur plus rasa empati terhadap saudara kita di Palestina yang mungkin sekarang masih dalam penjagaan diri dan keluarganya dari agresi Zionis La'natullah.  Hemm sekarang udah masuk hari ke 9 dari agresi digencarkan si Zionis :( Sebelum baca tulisan ini, yuk sejenak kita berdo'a untuk membantu saudara-saudara kita disana.

Back to the theme...

Yap bener banget.. Rasanya bulan ini, bulan Muharram, banyak banget kebaikan yang bisa saya dapatkan, dan semoga banyak pula kebaikan yang saya lakukan, aamiin. Teringat sebuah tausiyah dalam kajian yang mengatakan bahwa memang bulan Muharram adalah salah satu bulan spesial. Di bulan ini banyak terjadi peristiwa-peristiwa bersejarah dalam Islam. Seperti, digodanya Nabi Adam a.s oleh Iblis La'natullah sehingga Nabi Adam a.s keluar dari Surga. Juga, Kisah Nabi Ibrahim yang selamat dari kobaran api panas yang membakar tubuhnya. Juga masih banyak lagi deeeh :)

Oke, tapi kali ini saya mau berbagi pengalaman pribadi. Mau tahu? Yuk langsung baca selanjutnya aja...

 Kita flash back dari yang paling awal, yaitu kehidupan organisasi di kampus. Saya kuliah di Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI, Depok. Didalamnya, saya menjadi pengurus salah satu organisasi mahasiswa (ormawa), yaitu SSP (SEBI Solidarity for Palestine). Hari Selasa, 20 November 2012, kami mengadakan kajian Palestina terkini. Pembicaranya adalah Ust. Izzuddin Abdul Manaf, Lc., MA. Salah satu dosen dalam kampus yang BARU PULANG dari GAZA, Palestina..!! Maka, tidak heran banyak sekali mahasiswa/i yang ingin mendengarkan langsung penuturan pengalaman pribadi Beliau dalam buminya para Syuhada tersebut.

Pukul 16.30, ruang Al-Ghazali sudah mulai didatangi para peserta setelah panitia merapikan ruangan karena pukul 16.10 ruang tersebut baru selesai dipakai kuliah! Huuhh  lumayan lelah saat itu karena dengan keterbatasan SDM, kami cepat-cepat melipat bangku dan kemudian menyapu ruangannya. Saya teringat pada presensi. Saya tanya pada Div. Kajian dan ternyata belum disediakan!!  Oh tidaaak.. Hah pokoknya sore itu kami banar-benar bergerak cepat. Maklum, hari itu menjelang acara Access-i dan beberapa pengurus menjadi panitianya sehingga tidak bisa banyak membantu persiapan saat sore itu. Yasudahlah, kami hanya bisa menikmati derapan langkah melawan arus angin saat bolak balik menyiapkan segala sesuatu. Yaa Rabb, begitu urgent-nya rasa sabar dan ikhlash saat itu.

Alhamdulillah, akhirnya satu satu mahasiswa/i berdatangan dan memenuhi ruang tersebut. "Assalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh" Suara MC sudah terdengar, yang berarti acara telah dimulai. Rangkaian demi rangkaian acara sudah berlangsung. Pembukaan. Tilawah. Ice breaking. Sambutan Ketua Umum SSP. Dan akhirnya tiba saatnya materi..!! Namun, apa yang terjadi???!! Tidaaaak, pembicara yang ditunggu-tunggu itu belum pula dataaang.!! Ketua Umum SSP masa amanah 2012-2013, Budi Prayogo, sontak bingung. Akhirnya Beliau memutuskan agar acara diisi dengan nonton bareng (nobar) film Palestina. Terlihat peserta sangat menikmati film tersebut, film pengganti yang seharusnya diisi oleh Ust Izzuddin. Hah syukurlah.

Kerjaan masih ada. Ternyata sertiikat yang akan diberikan kepada pembica, ada KESALAHAN penulisan.. Kalian tahu dimana letak kesalahannya? Hanya KURANG SATU HURUF SAJA!! Ikhwannya meminta akhwatnya untuk memperbaiki. Awalnya, okelah. Toh akhwat ada yang jago desain, jadi gak akan lama hanya untuk mengedit saja. Beress sudah diedit lewat Photoscape. Namun, DILUAR KENDALI.. Hasilnya tidak bisa dibuka!! Dengan sabar akhwat itu kembali mengedit. Saya yang berada disampingnya saat itu, hanya bisa memperhatikan, walau sebenarnya saja juga bisa mendesain. Hehhehe. Tiba-tiba... Apa?  Laptop nya lowbat?? Langsung saya mencari teman yang membawa laptop untuk meminjam. Ada seorang akhwat, saya pun mencoba bicara dengannya. Setelah diizinkan, ternyata aplikasinya lama sekali tidak bisa kebuka-buka. Kami tetap menunggu dan saya mencoba mencari laptop yang lain. Namun sayang, tidak ada aplikasi untuk desainnya. Sementara masih menunggu dan sudah semakin sore, khawatir pembicara sudah datang, akhirnya kami putuskan untuk tidak jadi mengedit dan langsung mengeprint sertifikat yang SEDIKIT ada kesalahan itu. Sertifikat pun di print. "Astaghfirullah". Saya memohon ampun pada Allah dalam hati.

30 menit berlalu. Hingga pukul 17.40 pembicara belum datang juga. Oh tidaaak..!! Akhirnya MC mengumumkan bahwa acara dipending untuk shalat Maghrib dan akan dilanjutkan kembali setelahnya. Saya benar-benar ragu bahwa peserta akan kembali mengikuti acara tersebut malam itu. Sayapun memastikan para peserta agak tidak langsung pulang setelah shalat.

Akhirnya, ketika selesai shalat, saya meminta kakak kelas untuk SMS teman pengurus SSP lain untuk datang agar ruangan terlihat penuh dan tidak mengecewakan pembicara. Bersamaan dengan itu, saya mendengar bahwa pembicaranya sudah datang. Huh Syukurlah :)

Saya dan kakak tingkat kembali ke ruang Al-Ghazali. Oh tidaak... Ternyata ruangan kosong bel;um ada Peserta sama sekali. Namun, ada yang menjadi perhatian saya, yaitu seorang lelaki yang sedang duduk di meja yang telkah dipersiapkan untuk pembicara. Dia tampak sedang mengoperasikan laptop dan seketika ia memutar lagu nasyid Palestina. Dengan penuh heran, saya menanyakan orang tersebut pada kakak tingkat yang bersama saya. "Kak, itu siappa? Jangan bilang itu pembicaranya!" Saya bertanya seperti itu karena khawatir pembicara, disisi lain SAMA SEKALI tidak ada peserta diruang itu!! Dia berkata, "Orang yang mana, De?". "Yg itu kak, yang lagi duduk didepan!". Sejenak ia diam, berfikir. "De, itu pembicaranya!!". Apaa?? Aduh sontak saya sangat bingung saat itu. Rasa campur aduk. Rasa khawatir, senang, kesal, penuh harap, de el el. Sekejap saya mengajak masuk kakak itu ke dalam ruuangan, dan beberapa akhwat yang sedang berjalan dibelakang saya. "Ayo cepet masuk." Dengan berusaha tetap tenang saya mengajak dan masuk keruangan. Biasanya, saya selalu duduk dibelakang jika berperan sebagai panitia sebuah acara. Namun kali ini, saya berusaha berperan sebagai peserta dan langsung duduk dibarisan depan bagian akhwat, juga akhwat lainnya. Saya langsung SMS teman-teman pengurus SSP dengan menggunakan HP kakak tingkat, karena HP saya mati saat itu. "Hadduuh... Sulit sekali menggunakan HP nya" Teriak saya dalam hati. Akhirnya saya meminjam HP akhwat lain untuk SMS. Namun karena keterbatasan no HP pengurus SSP yang dia miliki, akhirnya saya pasrah dengan hanya mengirim ke 3 pengurus. Berharap 3 orang itu akan menyebarkannya ke yang lain.

Setelah itu, satu orang ikhwan baru datang menghampiri pembicara yang sudah stand by dimeja pembicara. Nampaknya mereka membicarakan sesuatu. Entahlah. Saya tidak bisa menebaknya. Berkali-kali saya melihat kearah pintu, namun belum ada penambahan peserta akhwat. Terlebih lagi ikhwannya, BELUM ADA SAMA SEKALI..!!! Terlihat pula kakak tingkat yang duduk disebelah saya sedang sibuk mengoperasikan HP nya, nampaknya ia juga melakukan apa yang saya lakukan. Alhamdulillah :)

Beberapa lama kemudian, datang beberapa akhwat dan ikhwan. Rasanya bahagia sekali melihat mereka. Disusul beberapa orang dibelakangnya hingga akhirnya setengah dari ruang tersebut sudah terisi."Alhamdulillah" batin saya berbicara. Seketika itu, MC kembali membuka acara. Dipanggillah seorang al-akh  yang akan menjadi moderator. Tidak lama kemudian, akhirnya sesi materi dimulai. Ust. Izzuddin selaku pembicara, mengawali materinya dengan salam. Suasana ketika itu hening. Hening sekali. Maklum, kampus kami, STEI SEBI, mepet dengan sawah, hhehe... Maka kami sudah akbar dengan sebutan Kampus Mewah, MEpet saWAH.. (^,^)

Ketika pembicara masih bagian pembukaan, mata saya tertuju pada pintu ruangan. Dari samping pintu yang tingginya 3 meter itu, terlihat beberapa orang yang ingin masuk dalam ruangan. Cukup banyak. Cukup banyak. Dan cukup banyak yang menyusul kemudian. Saya tersenyum bahagia melihatnya. Hingga dipertengahan materi, rasanya ingin melihat kebelakang saya. Mengetahui sudah sepenuh apa ruangan terset. Dan akhirnyaaa... Laa haula walaa quwwata illa billaah... Sudah penuh seperti semula. Walau mungkin terlihat agak renggang, tidak serapat dan sesesak tadi, heheh. Alhamdulillah :D

Hingga pukul 17.35, materi berakhir dan dilanjutkan tanya jawab. Ada seorang ikhwan dan seorang akhwat yang bertanya. Pembicarapun menjawab. Setelah dirasa jawaban sudah selesai, pembicara mengakhiri materinya dengan closing statement berupa motivasi. Semua peserta menyimak dengan baik kata-kata itu, hingga setelah Beliau berhenti berucap, suasana menjadi ramai dengan tepukan meriah pertanda peserta puas dengan materi yang diberikan.

ALhamdulillaah... Berakhirlah rangkaian acara malam itu. Tak lupa panitia meminta pembicara untuk foto bersama. Cekrek... Foto itu membawa berbagai kenangan yang takkan terlupakan. Allahu Akbar

* Yaa Rabb, berilah kami hikmah dari setiap apa yang kami katakan dan dari apa yang kami lakukan. Jangan Engkau jadikan amalan yang kami kerjakan menjadi sia-sia. Aaamiiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.




Minggu, 23 Oktober 2011

Komitmen Da'wah


Jika komitmen terhadap da’wah benar-benar tulus…, maka tidak akan banyak da’i yang berguguran di tengah jalan. Da’wah akan terus melaju dengan mulus untuk meraih tujuan-tujuannya dan mampu mencanangkan prinsip-prinsipnya dengan kokoh.

Jika komitmen terhadap da’wah benar-benar tulus…, niscaya hati sekian banyak orang akan menjadi bersih, pikiran mereka akan bersatu, dan fenomena ingin menang sendiri saat berbeda pendapat, akan jarang sekali terjadi.

Jika komitmen terhadap da’wah benar-benar tulus…, maka sikap toleran akan semarak, rasa saling mencintai akan semakin merebak, hubungan persaudaraan semakin kuat, dan barisan para da’i akan menjadi bangunan yang saling berdiri kokoh dan saling menolong.

Jika komitmen terhadap da’wah benar-benar tulus…, maka dia tidak akan peduli saat ditempatkan dibarisan depan atau belakang. Komitmennya tidak akan berubah ketika dia diangkat menjadi pemimpin yang berwenang mengeluarkan keputusan dan ditaati atau hanya sebagai jundi yang tidak dikenal atau tidak dihormati.

Jika komitmen terhadap da’wah benar-benar tulus…, maka hati seorang da’i akan tetap lapang untuk memaafkan kesalahan saudara-saudara seperjuangannya, sehingga tidak tersisa tempat sekecil apa pun untuk  permusuhan dan dendam.

Jika komitmen terhadap da’wah benar-benar tulus…, maka sikap toleran dan saling memaafkan akan terus berkembang, sehingga tidak ada momentum yang menyulutkan kebencian, menaruh dendam, dan amarah. Namun sebaliknya, semboyan yang diusung bersama adalah “Saya sadar bahwa saya sering melakukan kesalahan, dan saya yakin bahwa Anda akan selalu memaafkan saya.”

Jika komitmen terhadap da’wah benar-benar tulus…, maka tidak mungkin akan terjadi kecerobohan dalam menunaikan kewajiban dan tugas da’wah. Namun yang terjadi adalah fenomena berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan dan bersungguh-sungguh untuk mencapai derajat yang lebih tinggi.

Jika komitmen terhadap da’wah benar-benar tulus…, maka semua orang akan sangat menghargai waktu. Bagi setiap da’i, tidak ada waktu yang terbuang sia-sia karena dia akan selalu menggunakannya untuk beribadah kepada Allah disudut mihrab*, atau berjuang melaksanakan da’wah dengan menyeru kepada kebaikan atau mencegah kemungkaran. Atau, menjadi murabbi yang gigih mendidik dan mengajari anak serta istrinya dirumah. Da’i yang aktif dimasjid untuk menyampaikan nasihat dan membimbing masyarakat.

Jika komitmen terhadap da’wah benar-benar tulus…, maka setiap da’i akan patuh dan taat tanpa merasa ragu atau bimbang. Didalam benaknya, tidak ada lagi arti keuntungan pribadi dan menang sendiri.

Jika komitmen terhadap da’wah benar-benar tulus…, maka akan muncul fenomena pengorbanan yang nyata. Tidak ada kata “ya” untuk dorongan nafsu atas segala sesuatu yang sering dengan nafsu untuk berbuat maksiat. Kata yang ada adalah kata “ya” untuk setiap perbuatan yang mendekatkan dri kepada Allah.

Jika komitmen terhadap da’wah benar-benar tulus…, maka setiap anggota akan menaruh kepercayaan yang tinggi kepada pemimpin fikrah. Setiap yang bergabung akan melaksanakan kebijakan pemimpinnya dan menegakkan prinsip-prinsip da’wah didalam hatinya.

Jika komitmen terhadap da’wah benar-benar tulus…, maka setiap orang yang kurang teguh komitmennya akan menangis, sementara yang bersungguh-sungguh akan menyesali dirinya karena ingin berbuat lebih banyak dan berharap mendapat balasan serta pahala dari Allah swt.

Hai jiwa-jiwa penyeru kebajikan, apa sebenarnya bentuk komitmenmu terhadap da’wah? Sungguh, saat menapaki jalan ini, perjalanan da’wah akan terasa sangat panjang. Saat itu jugalah akan terlihat, jika janji dan komitmen seorang da’i memang tulus, maka ia tidak akan mundur ketika berada dimedan pertempuran. Ia akan terus bertahan, lalu bergerak kembali untuk menyerang atau menghancurkan musuh dan konspirasi mereka. Dia akan menunaikan seluruh amanah da’wah yang ada dipundaknya, untuk menyeru masyarakatnya kembali kepada Allah dan Rasul-Nya. Dia menyadari bahwa Allah-lah penentu segalanya. Namun, dia pun tidak takut ketika nyawanya harus lepas dari jasad untuk membuktikan janji kepada Tuhan yang menggenggam jiwanya…

(sumber: buku Komitmen Da'i Sejati karya Muhammad Abduh)

Rabu, 24 Agustus 2011

Ghirah yang Tertahan

Malam mulai mengenakan pakaian indahnya
Dihiasi berbagai pernak-pernik bintang gemerlapan
Kegundahan hati mulai merasuki relung jiwa
Galau, semangat namun sedih


Yaa Rabb...
Rindu ini ingin sekali bersama mereka
melihat ceria wajah karena ukhuwah sejati
mendengar cerita dan pengalaman yang penuh hikmah
berjuang bersama-sama dijalan penuh pengorbana
bersama dengan para mujahidah tangguh
para penerus diin-Mu


Yaa Rabb...
Sampaikan salam cinta ku untuk mereka...
mudahkanlah segala urusannya
hapus lelah tubuhnya dengan maghfirah-Mu dimalam ini
terangi malam mereka dengan rahmat-Mu


Yaa Rabb...
Ikhlashkan hati ini tidak bersama mereka
jika ini memang kehendak-Mu
Ampuni diri ini jika ingin hanyalah penyakit hati yang kubuat-buat
Aku memohon pengampunan-Mu, Dzat yang mengatur segala sesuatu...


Teruntuk saudari-saudariku,
Mujahadah yang tengah berjuang dlm jalan-Nya
uhibbukifillah......

Jumat, 12 Agustus 2011

Manfaat Dzikir

Subhaanallaah, akhirnya saya menemukan  "Resep Segar", sebab yang membuat saya tidak mengantuk lagi seusai shalat shubuh, yang membuat segar tubuh ini. Karena sebelum tidur, saya berniat untuk me-muraja'ah hafalan yang ada di otak saya. mencoba unntuk menulang hapalan surat-surat yang ada di Al-Qur'an. walaupun saya teringat, saya tidak menyelesaikannnya karena keburu tertidur pulas  ^_^

Dan ternyata, ini lah keajaiban dibalik niat saya itu, me-muraja'ah hafalan dengan tujuan agar selalu mengingat Allah swt. Semoga bermanfaat

Dzikir, mengingat dan menyebut nama Allah adalah ibadah yang sangat mulia. Bahkan dzikir adalah inti setiap ibadah, karena ibadah itu disyari'atkan untuk bagaimana seorang hamba senangtiasa ingat kepada Allah subhanahu wata'ala.

Allah berfirman: { وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ }
Artinya: "dan Sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain)". [Al-'Ankbuut: 45]
Dari Abu Ad-Darda'; Rasulullah bertanya: "Inginkah kalian kutunjuki amalan terbaik kalian, paling mulia di sisi Tuhan-mu, paling tinggi mengangkat derajatmu, lebih baik bagimu dari pada bersedekah dengan emas dan perak, dan lebih baik bagimu dari pada melawan musuh lalu kau terbas leher mereka dan mereka menebas lehermu?" Sahabat menjawab: Tentu . Rasulullah bersabda: "Zikir kepada Allah subhanahu wata'ala". [Sunan Tirmizi: Sahih]

Abdullah bin Busr Al-Maziny berkata: Datang dua orang a'raby kepada Nabi sallallahu 'alaihi wasallam, dan salah satunya bertanya: Amalan apakah yang paling baik? Rasulullah menjawa: Engkau meninggalkan dunia sementara lidahmu basah karena dzikir kepada Allah. [Hilyatul auliya': Sahih]

Berzikir dengan hati dan lisan memberi manfaat yang sangat besar bagi seorang hamba, karena akan menjadi ikatan antara hamba dengan Penciptanya. Berikut beberapa manfaat zikir yang akan dirasakan di dunia sebelum di akhirat.

Hati menjadi tentram.
Allah berfirman yang artinya: "Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram". [Ar-Ra'd:28]

Mendapatkan ampunan dan pahala yang besar.
Allah berfirman yang artinya: "Dan laki-laki atau perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar". [Al-Ahzab:35]
Dari Mu'az bin Jabal; Rasulullah bersabda: Tidak ada satu amalan manusia pun yang lebih mampu menyelamatkannya dari siksa Allah dari pada dzikir mengingat Allah. [Musnad Ahmad: Shahih]

Disebut oleh Allah.
Allah berfirman yang artinya: "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu". [Al-Baqarah:152]
Ketika Allah mengingat hambanya, maka rahmat dan ampunan-Nya akan selalu tercurah.
Dari Abu Hurairah; Rasulullah bersabda: Allah ta'ala berfirman "Aku sesuai prasangka hambak-Ku terhadap-Ku, dan Aku bersamanya di saat ia mengingat-Ku, Maka jika ia menyebut-Ku dalam hatinya, Aku pun akan menyebutnya pada diri-Ku, dan jika ia menyebutku pada keramaian, maka Aku akan menyebutnya pada keramaian yang lebih baik dari mereka. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Mendapat pertolongan.
Dari Abu Hurairah; Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Allah berfirman: Aku bersama hamba-Ku jika ia mengingat-Ku dan bibirnya bergerak menyebut nama-Ku. [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Ketika Allah bersama dengan hamba-Nya yang berzikir, berarti hamba tersebut mendapat bantuan dan pertolongan dari Allah subhanahu wata'ala.

Tidak akan merugi.
Allah berfirman yang artinya: "Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi". [Al-Munafiqun:9]
Dari Aisyah; Rasulullah bersabda: Tidaklah satu waktu berlalu dari anak cucu Adam tampa mengingat Allah dengan kebaikan kecuali akan merugi di hari kiamat. [Mu'jam Al-Ausath: Hasan]

Meraih kemenangan.
Abu Hurairah berkata: Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam melewaji suatu jalan di Mekah, kemudian melewati sebuah gunung yang disebut "Jumdaan". Lalu Rasulullah bersabda: Laluilah gunung ini, menanglah "Al-Mufarridun"! Sahabat bertanya: Siapa itu "Al-Mufarridun" ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: Mereka adalah laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir. [Shahih Muslim]
* Al-Mufarridun adalah istilah bagi orang yang selamat dalam satu kelompok setelah teman-temannya yang lain sudah meninggal.

Hidup jadi lebih hidup
Dari Abu Musa; Rasulullah bersabda: Perumpamaan orang yang mengingat Tuhannya dengan orang yang tidak mengingat Tuhannya, seperti orang hidup dengan orang mati.

Membentengi diri dari syaitan
Allah berfirman yang artinya: "Barangsiapa yang berpaling dari mengingat Tuhan yang Maha Pemurah, kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) Maka syaitan Itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya". [Az-Zukhruf:36]

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya". [Al-A'raf:201]

Dari Al-Harits Al-Asy'ary; Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Allah memerintahkan Nabi Yahya bin Zakariya 5 kalimat untuk ia amalkan dan memerintahkan Bani Israil untuk mengamalkannya. Namun hampir saja beliau lambat melaksanakannya, maka Nabi Isa 'alaihissalam menegurnya: Sesungguhnya Allah memerintahkan padamu 5 kalimat untuk kau amalkan dan memerintahkan Bani Israil untuk mengamalkannya, kalau kau tidak memerintahkan mereka, maka aku yang akan memerintahkannya. Yahya berkata: Aku takut jika kau mendahuluiku aku akan dikutuk atau disiksa. Lalu ia mengumpulkan orang-orang di baitil Maqdis, mesjid menjadi penuh dan mereka duduk di atas tempat yang tinggi, kemudian berkata: Sesungguhnya Allah memerintahkan padaku 5 kalimat untuk aku amalkan dan memerintahkan kalian untuk mengamalkannya ...
(kemudian Nabi Yahya menyebutkan perintah tauhid, salat, puasa, dan sedekah, lalu menyebutkan yang kelima)
..., Aku memerintahkan kalian untuk mengingat Allah, karena sesungguhnya perumpamaan dzikir seperti seseorang yang dikejar musuh sampai ia mendapatkan benteng yang kuat untuk melindungi dirinya dari musuh tersebut, demikian pula seorang hamba, tidak bisa membentengi dirinya dari syaitan kecuali dengan dzikir kepada Allah ta'ala ... [Sunan Tirmidzi: Shahih]

Mendapatkan salawat dari Allah dan para malaikat.
Allah berfirman yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi shalawat (rahmat) kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. [Al-Ahzab: 41-43]

Mendapat pembenaran dari Allah.
Dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id Al-Khudri; Rasulullah bersabda: Jika seorang hamba mengatakan لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ , Tuhannya akan membenarkannya: Benar kata hamba-Ku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Aku, dan Aku Maha Besar. Dan jika ia mengatakan لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَه , Tuhannya akan membenarkannya: Benar kata hamba-Ku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Aku semata. Dan jika ia mengatakan لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ لَا شَرِيكَ لَهُ , Tuhannya akan membenarkannya: Benar kata hamba-Ku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Aku, tiada sekutu bagi-Ku. Dan jika ia mengatakan لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ لَهُ الْمُلْك , Tuhannya akan membenarkannya: Benar kata hamba-Ku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Aku, hanya milik-Ku lah kekuasaan dan pujian. Dan jika ia mengatakan لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّه , Tuhannya akan membenarkannya: Benar kata hamba-Ku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Aku, dan tiada gerakan dan kekuatan kecuali dari-Ku.

Bebas dari sifat munafik.
Allah berfirman yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas, mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia, dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali". [An-Nisa':142]

Haji, umrah, jihad, dan sedekahnya fakir miskin.
Dari Abu Hurairah; Kaum fakir mendatangi Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam dan berkata: Orang kaya telah melampaui kami dengan hartanya beberapa derajat yang tinggi dan nikmat yang kekal, mereka shalat seperti kami shalat, berpuasa seperti kami puasa, dan mereka punya kelebihan harta yang mereka pakai menunaikan ibadah haji, umra, jihad, dan bersedekah. Rasulullah bersabda: Maukah kalian kutunjuki amalan yang jika kalian mengamalkannya kalian akan mendapati apa yang mereka dapatkan, dan tidak ada yang menyamai kallian, dan kalian akan menjadi yang terbaik, kecuali orang yang mengamalkannya juga, yaitu kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir sebanyak 33 kali setiap selesai salat.

Memudahkan beribadah.
Abdullah bin Busr berkata: Seseorang bertanya: Ya Rasulullah .. Sesungguhnya syari'at Islam terlalu banyak untukku, maka tunjukilah aku sesuatu yang bisa ku jadikan pegangan. Rasulullah menjawab: Biarkan lidahmu terus basah karena berdzikir kepada Allah. [Sunan Tirmizi: Shahih]
Dalam hadits ini, Rasulullah mengajarkan kepada sahabatnya untuk memperbanyak dzikir sehingga syari'at Islam yang dianggap berat menjadi mudah baginya untuk ia jalankan.

Mendapat keberuntungan.
Allah berfirman yang artinya: Dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. [Al-Anfaal:45, Al-Jumu'ah:10]

Tidak menjadi orang sesat.
     Allah berfirman: {فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِين}
Maka Kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang Telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata. [Az-Zumar:22]

Tidak menjadi orang yang lalai.
Allah berfirman yang artinya: "Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai". [Al-A'raf:205]

Tidak menjadi orang yang fasik.
Allah berfirman yang artinya: "Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik". [Al-Hasyr:19]

Tidak akan menyesal.
Dari Abu Hurairah; Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang baring di pembaringan dan tidak menyebut nama Allah maka akan ada penyesalan di hari kiamat, dan barangsiapa yang duduk di suatu tempat dan tidak menyebut nama Allah maka akan ada penyesalan di hari kiamat. [Sunan Abi Daud: Hasan]

Mendapat kekuatan.
Ali bin Abi Thalib berkata: Suatu hari Fatimah mengeluhkan tanganya yang lecet (letih) karena penggilingan, lalu ia mendengar bahwa Rasulullah mendapatkan budak maka ia bergegas menemui Rasulullah namun ia tidak mendapati Rasulullah dan mendapati Aisyah maka ia memberitahukan maksudnya kepada Aisyah.
Ketika Rasulullah datang, Aisyah menyampaikan kedatangan Fatimah dan maksud kedatangannya. Maka Rasulullah mendatangi kami yang sudah di pembaringan. Lalu aku berniat bangkit menemui Rasulullah, tapi Rasulullah berkata: Tetaplah di tempat kalian. Kemudian Rasulullah duduk di antara kami sampai aku merasakan dinginnya kaki Rasulullah di dadaku, dan berkata: Maukah kalian kuberitahukan sesuatu yang lebih baik dari apa yang kalian minta? Jika kalian hendak tidur bacalah takbir 34 kali, tasbih 33 kali, dan tahmid 33 kali, itu lebih baik dari seorang pembantu. [Bukhari dan Muslim]

Hadits ini mengisyaratkan bahwa berdzikir sebelum tidur bisa menghilangkan beban yang dirasakan dalam beraktivitas sehari-hari dan memberi kekuatan untuk hari-hari berikutnya.

Sifat orang yang berakal.
Senantiasa berdzikir dalam keadaan apapun adalah salah satu sifat dari orang-orang berakal. Allah berfirman yang artinya:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka". [Ali Imran: 190-191]

Demikian beberapa manfaat dari zikir yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadits-hadits yang sahih maupun hasan. Ibnu Qayyim dalam kitabnya " Al-Waabil Ash-Shaib " menyebutkan 73 manfaat dari berzikir, sangat baik untuk dibaca agar kita senangtiasa sadar untuk selalu berzikir kepada Allah.

Wallahu a'lam !

Posted byhttp://umar-arrahimy.blogspot.com